CONTOH PROPOSAN PENELITIAN SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG
DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL  PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI SINDANGSARI 04 KECAMATAN CIGEDUG
KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2009-2010




A.    Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan manusia  lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat komunikasi yang utama bagi manusia adalah bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, pikiran, dan pesan kepada orang lain sehingga terjadi komunikasi. Agar komunikasi berjalan dengan baik, diperlukan penguasaan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dalam bahasa Inggris disebut language arts atau  language skills. Istilah  art  berarti seni atau kiat dan dipergunakan untuk melukiskan sesuatu yang bersifat  personal, kreatif,  dan original. Sebaliknya kata  skill dipakai untuk menyatakan  sesuatu yang bersifat mekanis, eksak, impersonal (Tarigan 1994:10).
Menurut  Tarigan  (1994:2)  keterampilan  berbahasa  (arts, language skills) mencakup empat segi, yaitu menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing skill). Menyimak merupakan keterampilan berbahasa  awal yang dikuasai oleh manusia. Keterampilan menyimak menjadi dasar bagi keterampilan berbahasa lain. Pada awal kehidupan manusia lebih dulu belajar menyimak, setelah itu belajar berbicara, kemudian, membaca, dan menulis. Penguasaan keterampilan menyimak akan berpengaruh pada keterampilan berbahasa lain. Sebagaimana Tarigan (1994:3) menyatakan bahwa dengan meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang. Menyimak selalu digunakan dalam  kehidupan manusia karena manusia selalu dituntut untuk menyimak, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam keluarga, manusia selalu dituntut untuk menyimak.  Pemerolehan bahasa seorang anak juga berawal dari menyimak ujaran di lingkungan keluarga.
Dalam pergaulan di masyarakat,  kegiatan menyimak lebih banyak dilakukan daripada kegiatan berbahasa yang lain. Hal ini dibuktikan oleh Rivers (dalam Sutari, dkk. 1997 : 8), kebanyakan orang dewasa menggunakan 45% waktunya untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis. Berdasarkan hal di atas  terlihat bahwa keterampilan menyimak sangat berperan dalam kehidupan manusia di lingkungan masyarakat. Peran penting penguasaan keterampilan menyimak sangat tampak di lingkungan sekolah. Siswa mempergunakan  sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan guru. Keberhasilan siswa dalam memahami serta menguasai pelajaran diawali oleh kemampuan menyimak yang baik. Berdasarkan hal–hal tersebut keterampilan menyimak perlu dikuasai secara baik.
Sebuah keterampilan akan dikuasai  dengan baik jika dibelajarkan dan dilatihkan. Demikian pula halnya  dengan keterampilan menyimak perlu dibelajarkan. Pembelajaran menyimak yang baik dan kontinu sangat dibutuhkan mengingat pentingnya peran menyimak  dalam kehidupan. Perhatian untuk keterampilan ini harus sama dengan keterampilan berbahasa yang lain. Namun, bagaimanakah realitas pembelajaran  menyimak di dunia pendidikan kita? Hal inilah yang perlu dikaji kembali.
Pembelajaran menyimak menjadi bagian dari mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam Kurikulum Berbasis  Kompetensi disebutkan bahwa ruang lingkup bahan kajian mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia meliputi aspek– aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Aspek kemampuan berbahasa meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan ragam bahasa nonsastra. Adapun aspek kemampuan bersastra juga mencakup keempat keterampilan berbahasa tersebut, tetapi berkaitan dengan ragam sastra. Perhatian terhadap aspek berbahasa baik sastra maupun nonsastra adalah sama dan dibelajarkan secara terpadu.
Berdasarkan teori, pembelajaran menyimak dilaksanakan secara terpadu dan mendapat perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa lain. Namun, dalam pembelajaran di sekolah, hal tersebut belum terlaksana dengan baik. Pembelajaran menyimak masih kurang  mendapat perhatian dan seringkali diremehkan oleh siswa maupun guru. Mereka beranggapan bahwa semua orang yang normal pasti dapat menyimak dan keterampilan menyimak akan dikuasai oleh siswa secara otomatis. Pandangan seperti ini seharusnya dihilangkan. Keterampilan menyimak untuk memperoleh pemahaman terhadap wacana lisan tidak akan terbentuk secara otomatis atau hanya dengan perintah supaya mendengarkan saja  (Subyantoro dan Hartono 2003 :1).
Dalam kenyataan yang terjadi di kelas, guru menghadapi siswa yang sulit memahami materi pelajaran yang sudah  dijelaskan. Salah satu faktor yang diindikasikan menjadi penyebabnya adalah sebagian siswa didik masih mengalami kesulitan dalam menyimak. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pembelajaran menyimak yang benar dan latihan yang kontinu karena suatu keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan (Tarigan 1994 : 2).
Tarigan  (dalam Sutari, dkk. 1997: 117-118) mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu: (1) pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah, (2) teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak diungkapkan, (3) pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim, (4) buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak sangat langka, (5) guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak, (6) bahan pengajaran menyimak sangat kurang, (7) guru–guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak, dan (8) jumlah murid per kelas terlalu besar. Alasan-alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik tersebut bersifat umum, baik untuk pembelajaran menyimak bahasa dan sastra. Kompleksitas hambatan dalam pembelajaran menyimak pada setiap sekolah tidak selalu sama. Pada sekolah tertentu hambatan tersebut dapat diminimalisir, tetapi di sekolah lain dapat lebih kompleks. Hambatan pada setiap kelas pun dimungkinkan berbeda.
Hambatan-hambatan  tersebut semakin bertambah dalam pembelajaran sastra karena adanya anggapan bahwa pembelajaran sastra kurang bermanfaat bagi kehidupan siswa. Metode yang digunakan dalam pembelajaran sastra kurang bervariasi sehingga menyebabkan kebosanan pada siswa. Selain itu, guru cenderung kurang memotivasi siswa untuk  belajar sastra dan media untuk pembelajaran sastra kurang mencukupi kebutuhan serta siswa belum mempunyai budaya untuk belajar sastra. Berdasarkan  pengamatan,  hambatan  dalam  pembelajaran  menyimak dongeng yang ditemukan pada objek penelitian adalah (1) pemahaman siswa terhadap keterampilan menyimak masih kurang, (2) siswa merasa kurang mendapatkan manfaat dari belajar menyimak dongeng, sehingga kurang termotivasi untuk belajar, (3) media pembelajaran menyimak dongeng kurang mencukupi dan belum dimanfaatkan secara efektif, (4) teknik pembelajaran menyimak yang kurang bervariasi, (5) jumlah siswa terlalu besar, dan (6) kondisi ruang belajar yang belum menunjang pembelajaran menyimak. Hal-hal tersebut menyebabkan keterampilan menyimak siswa kelas VI SD Negeri Sindangsari 04 Kecamatan Cigedug rendah.
Usaha untuk meningkatkan keterampilan menyimak memerlukan metode yang efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula media pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Dalam proses belajar mengajar, media memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menyimak dongeng diharapkan membangkitkan rasa ingin  tahu dan minat siswa serta memotivasi untuk belajar. Media audio visual ini  juga diharapkan dapat  mempermudah siswa dalam memahami materi dan  informasi yang disampaikan. Dengan demikian, penulis mengambil judul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sindangsari 04 Kecamatan Cigedug.”
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1.      Bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas VI SD Negeri Sindangsari 04 Kecamatan Cigedug setelah dilakukan pembelajaran dengan media audio visual?
2.      Bagaimanakah perubahan tingkah laku siswa kelas VI SD Negeri Sindangsari 04 Kecamatan Cigedug setelah pembelajaran menyimak dongeng dengan media audio visual?

C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang muncul sangatlah kompleks sehingga perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembahasan tidak terlalu meluas.
Permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian adalah keterampilan menyimak dongeng yang masih rendah. Hal  ini disebabkan media pembelajaran yang kurang mencukupi dan belum digunakan secara efektif. Untuk memecahkan masalah itu, guru seharusnya mencari dan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat. Media audio visual diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas VI SD Negeri Sindangsari 04 Kecamatan Cigedug.

D.    Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1.      Untuk mendeskripsi peningkatan keterampilan menyimak dongeng  pada siswa kelas VI SD Negeri Sindangsari 04 Kecamatan Cigedug setelah dilakukan pembelajaran dengan media audio visual.
2.      Untuk mendeskripsi perubahan tingkah laku siswa kelas VI SD Negeri Sindangsari 04 Kecamatan Cigedug setelah digunakan media audio visual dalam pembelajaran menyimak dongeng.

E.     Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat  secara teoretis dan praktis.
1.  Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan teori pembelajaran  sehingga dapat  memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.  Pemanfaatan media pembelajaran mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media audio visual, pembelajaran menjadi lebih variatif. Dengan demikian, hasil belajar siswa, khususnya keterampilan menyimak dongeng  dapat ditingkatkan.

2.  Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini bagi guru  adalah (1) memperkaya khasanah metode dan teknik dalam pembelajaran menyimak dongeng, (2) dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan, (3) dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan.
Manfaat bagi siswa adalah (1) dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran menyimak khususnya dongeng, (2) memotivasi siswa untuk belajar, (3) melatih dan membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan menyimak secara intensif dan efektif.

F.     Hipotesis
Hipotesis yang akan digunakan untuk memberi arah pada penelitian ini adalah adanya peningkatan keterampilan menyimak dongeng siswa kelas VI SD Negeri Sindangsari 04 Kecamatan Cigedug setelah dilakukan  pembelajaran menyimak dongeng dengan  media audio visual serta adanya perubahan tingkah laku siswa kelas VI SD Negeri Sindangsari 04 Kecamatan Cigedug setelah dilakukan pembelajaran menyimak dongeng dengan media audio visual.


Artikel Terkait:


0 komentar:

Posting Komentar

Tambahkan Komentar Anda

Subscribe Via Email

catatan "Kang Hasan"

↑ Grab this Headline Animator

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

About Me

Foto Saya
Hasanudin
Ketidaksempurnaan adalah hakiki insan Tuhan. Menjadikan lebih sempurna adalah kewajiban Insan terhadap Tuhan, dengan iman dan takwa kepada-Nya. Sebagai seorang insan kita wajib menghargai ketidaksempurnaan sesama.
Lihat profil lengkapku

Followers

Sponsored by

Ekstra Link

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Add to Google Reader or Homepage Text Back Links Exchanges Blog Tutorial Wordpress Blogger Blogspot Cara Membuat Blog Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Back To Top