Bahasa sebagai alat komunikasi. Beberapa keuntungan yang di dapat apabila pandai berbicara seperti lebih personal dan lebih akrab. Ruang berbicara ada yang secara formal dan ada juga secara tidak formal. 
Berbicara secara formal membutuhkan suatu kepandaian yang  tak hanya keras atau lemahnya (faktor kebahasaan) disamping itu juga dituntut penguasaan non kebahasaan. Pidato merupakan suatu alat yang ampuh baik untuk menyampaikan informasi atau pun untuk mempengaruhi audiens.  Dalam pidato terdapat beberapa sigmen, pertama adanya salam pembuka dengan tujuan menyapa serta membuka pembicaraan kemudian yang kedua adanya penghormatan kepada hadirin ketiga isi; merupakan bagian pokok pembicaraan atau inti materi yang disampaikan. Ke empat kata penutup dengan tujuan menutup acara. Dan yang terakhir salam penutup,bagian ini merupakan akhir dalam penyampaian sebuah pidato.
Pada bab ini mengakaji juga sebuah telaah exordium yaitu sebuah cara yang mengikat hadirin dalam sebuah pidato. Perlu diingat kembali bahwa dalam exordium jangan sekali-kali meminta maaf karena kurang persiapan,tidak menguasai materi, tidak berpengalaman dan bukan dibidangnya. Pengucapan hal-hal seperti ini akan menghilangkan kepercayaan hadirin, baik kepada diri orator, maupun kepada uraian yang dikemukakan. Sebagai perhatian kepada pemula, jangan membuat lelucon dalam exordium. Akibatnya bisa sangat fatal (leluconnya kering) sehingga hadirin yang hadir akan merasa bosan dan jengkel mendengarnya. Dalam bab ini juga disajikan sebuah sempel untuk menjadi seorang master of ceremony (pembawa acara) berbeda dengan teknik seseorang yang berpidato. Namun prinsip-prinsipnya sama. Seorang membawa acara seperti seorang pembicara harus mengetahui untuk apa ia ada didepan banyak orang. Lebih lanjut seorang pembawa acara juga harus mengetahui, memilah hal-hal yang akan diucapkan sebagaimana seorang pembicara.
Menyusun suatu pidato sesungguhnya tidaklah sukar apabila sebelum menyusun secara cermat memperhatikan dengan benar data tempat,topik,dan khalayak dimana posisi kita akan berpidato; memperhatikan fungsi-fungsi kata pembuka, isi, masalah, pembahasan, dan simpulan pidato. Perlu juga memberikan saran ataupun suatu kritikan apabila keadaan yang memungkinkan; hal yang lain yang perlu diperhatikan mengenai alur pikir anda, berbicara se-menarik mungkin, berusaha merangkul khalayak dan gali pikiran serta angan-angan mereka.   

Formula  Andalan  Retorika  dan Kiat Kreatif dan Persuasip
Berpidato adalah kemampuan berbicara yang dapat dipelajari sejak masa kecil hingga dewasa. Dalam berpidato pengenalan diri mudah dicapai apabila seseorang memiliki kepandaian berbicara secara efisien, informatip dan menarik. Berpidato juga dilatar belakangi dengan bakat, sehingga akan mematangkan diri untuk menjadi seorang ahli pidato. Pidato merupakan sebuah seni tutur berkata yang dapat dipelajari secara sistematis, tetapi akan lebih berkembang oleh bakat. Bakat pun tak akan membuat apa-apa apabila tidak diasah, diuji dan memperoleh kesempatan untuk tampil di depan umum.
Syarat penting menjadi seorang yang pandai didepan umum ditentukan keadaan fsikis dan mentalisnya dalam hal ini kesipan dan kematangan mental lebih cenderung dominan dari pada syarat fsikisnya. Faktor ini perlu juga ditunjang sebagai syarat sukses mutlak dalam berpidato adalah melalui latihan-latihan. Berlatih ini sangat di pengaruhi oleh motifasi diri, lingkungan dan kesempatan/kepentingan. Berbicara bukan hal yang mudah tapi tidak sulit pula untuk dipelajari. Berarti latihan terus menerus membuat anada akan lebih pandai dan mudah berbicara didepan hal lain.
Suatu argumentasi merupakan suatu hal yang perlu dipelajari dalam retorika  karena argumen ini suatu keterampilan yang dipandang dan perlu diperhitungakn buah pemikirannya. Sebuah cara bagaimana kita ingin mempesona khalayak apabila tidak mempunyai kemampuan untuk beragumentasi dengan baik. Janganlah kita terjebak untuk menggurui, meskipun dalam batas-batas tertentu karena sipat khalayaknya, kita perlu melakukan misi pendidikan dan pengajaran. Tetapi dalam spesialisasinya pedagogik da yang disebut andragogik yaitu sebuah ilmu yang kiat pedidiakan menghadapi orang dewasa. Mereka tidk sama orang remaja atau mahasiswa. Hadapi kritik dan dakwaan itu dengan kepala dingin, nurani yang hening ditopang dengan argumentasi yang mantap.
Lain halnya kepandaian berpidato juga sangat ditentukan keberanian diri untuk tampil perlu juga memiliki sebuah kesempatan. Berbagai ksemparan dapat diciptakan, paling tidak kesemptan  adalah momentum yang harus selalu dimanfatkan. Mereka yang sukses adalah mereka yang pandai memanfaatkan peluang. Terlalu banyak pertimbangan, membuat diri menjadi ragu-ragu. Tampil adalah peluang yang tidak selamnya datang, kalaupun muncul lagi tetapi suasananya yang berbeda, tmpilah dalam segala kondisi. Syarat bagi seorang pembicara dsalam penampilannya prima dihadapan publik, adalah memiliki kepercaan diri. Kepercaan ini hanya dapat diraih melalui suatu perjuangan panjang, pelatihan, dan belajr serta tidak cepat puas diri.
Memerangi rasa takut dan gugup sangatlah sulit dan paling ditakuti seorang ditakuti seorang pembicara pemula, bahkan mereka yang sudah berpenagalamanpun sering dilanda gugup, sesungguhnya wajar sejauh dapat dikembangkan. Takut ataupun gugup dapat terkendali misalnya dengan cara menarik napas dalam-dalam, berdiri tegak, memandang kesegala penjuru dengan mantap, terus menghubur diri bahwa kita masih salah satu yang terbaik dari yang ada.
Urutan presentasi perlu diataur sedemikian lupa dengan cara membuat skema yang sesuai. Sekema juga sangan membantu kita untuk berkonsentrasi pada masalah yang diungkapkan menjauhkan kita dari pelarian, tema yang ditentukan. Kesalahan  pembicara yang tidak cermat adalah berpidato tanpa memiliki pokus yang jelas, maka dari itu judul harus mengenaio sasaran, sesuaidengan isi presentasi sehingga akan menghilangkan manipulasi terselibung pada khalayak.
Memakai bahasa yang mudah dimengerti oleh khlayak, lincah, mengalir seperti air, berhembus seperti angin, menggelegar seperli halilintar, banyak kendala untuk berkomunikasi. Untuk itu latihan dan banyak tampil didepan khalayak akan sedikit memperkecil keterbatasan komunikasi (kuper). Syarat yang lainnya berusaha merabgkul khalayak dengan cara mengenali prablemnya, mencari alternatif ppemecahan yang mungkin dapat ditawarkan. Menakai alat bantu sebagai penjelas jangan terlalu banyak,  mengetahui waktu kapan naik dan tahu dimana berhenti karena berpidato merupakan seni mengatur volume suara tepat masuk pada kalbu khalayak melalui kemampuan narasi denaganpermainan suara. Syarat yang terakhir coba kenali dirimu sendiri, pahami khalayak dan tetap mawas diri.  Mengenal diri kita masing-masing tidak lain tujuannya untuk mengetahui sejauh mana kapasitas yang kita punyai, sehingga tak kesan memaksakan diri. Memahami khalayak haruslah seperti kita mengenali diri sendiri, jangang terjebak menganggap enteng orang lain, merasa semua rasa gampang sehingga kita mudah menertawakan orang.


Artikel Terkait:


0 komentar:

Posting Komentar

Tambahkan Komentar Anda

Subscribe Via Email

catatan "Kang Hasan"

↑ Grab this Headline Animator

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

About Me

Foto Saya
Hasanudin
Ketidaksempurnaan adalah hakiki insan Tuhan. Menjadikan lebih sempurna adalah kewajiban Insan terhadap Tuhan, dengan iman dan takwa kepada-Nya. Sebagai seorang insan kita wajib menghargai ketidaksempurnaan sesama.
Lihat profil lengkapku

Followers

Sponsored by

Ekstra Link

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Add to Google Reader or Homepage Text Back Links Exchanges Blog Tutorial Wordpress Blogger Blogspot Cara Membuat Blog Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Back To Top