Belajar dan Hasil Belajar

A. Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Oleh karena itu, setiap guru perlu memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar peserta didik agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi.
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan, mereka mengemukakan definisi belajar menurut pendapat mereka masing-masing. Slameto (2003:2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Moh Uzeri Usman (1996:5) belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antarindividu dengan lingkungannya. Kriteria keberhasilan dalam belajar diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Hal ini ditegaskan oleh Hilgard dan Brower (dalam Oemar Hamalik, 1992:45) mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1989:27) mengemukakan bahwa Belajar adalah pemodifikasian tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.
Selain pendapat para pakar di atas, Hamalik (2003:16) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Jadi belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Siswa akan mendapat pengalaman dengan menempuh langkah-langkah atau prosedur yang disebut belajar. Penulis juga mengutip pendapat alam situs internet http://artikel.us/art05-65.html, bahwa belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. 
Berdasarkan beberapa definisi tentang belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan dalam tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.




2. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Slameto (2003: 27-28) prinsip-prinsip belajar meliputi:
a) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar 
1) dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional
2) belajar dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional
b) Sesuai hakikat belajar
1) belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya
2) belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery
3) belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satudengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan
c) Sesuai materi yang harus dipelajari
1) belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya
2) belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksioanl yang harus dicapainya
d) Syarat keberhasilan belajar
1) belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang
2) repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa

3. Hasil Belajar
Apa sebenarnya tujuan kita terhadap apa yang kita lakukan saat memberikan materi terhadap peserta didik? Tujuan utama seorang guru terhadap peserta belajarnya adalah mendapatkan dan meraih hasil yang sempurna. Hasil tersebut ditunjukkan dengan perubahan, baik dari sikap, pandangan, juga nilai dalam bentuk angka-angka. Berbagai pakar meneliti apa sebenarnya hasil belajar itu. Hasil penelitiannya Sudjana (1989:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Dari hasil belajar, guru dapat menilai apakah sistem pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak, untuk selanjutnya bisa diterapkan atau tidak dalam proses pembelajaran. Menurut Sudjana (1989: 22) hasil belajar dibagi dalam tiga ranah yaitu:
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek yaitu pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan/ ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang telah dicapai siswa baik kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar kognitif berasal dari nilai ulangan harian atau nilai ulangan semester dari siswa. Pada kurikulum 1994 hanya hasil belajar kognitif yang dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa dalam belajar. Tetapi untuk kurikulum 2004 sekarang, hasil belajar siswa meliputi hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar psikomotorik siswa berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa untuk pelajaran, hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari hasil pengamatan terhadap keterampilan siswa ketika melakukan percobaan atau eksperimen. Sedangkan untuk hasil belajar afektif siswa, diperoleh dari hasil angket.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian. 2004. http://artikel.us/art05-65.html. Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa. 
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Oemar Hamalik. 1992. Psykologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
Muh Uzer Usman. 1996, Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


Artikel Terkait:


0 komentar:

Posting Komentar

Tambahkan Komentar Anda

Subscribe Via Email

catatan "Kang Hasan"

↑ Grab this Headline Animator

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

About Me

Foto Saya
Hasanudin
Ketidaksempurnaan adalah hakiki insan Tuhan. Menjadikan lebih sempurna adalah kewajiban Insan terhadap Tuhan, dengan iman dan takwa kepada-Nya. Sebagai seorang insan kita wajib menghargai ketidaksempurnaan sesama.
Lihat profil lengkapku

Followers

Sponsored by

Ekstra Link

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Add to Google Reader or Homepage Text Back Links Exchanges Blog Tutorial Wordpress Blogger Blogspot Cara Membuat Blog Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Back To Top