Pernyataan Cinta
Acep Zamzam Noor
1998



Kau yang diselubungi asap
Kau yang mengendap dari seperti candu
Kau yang bersenandung dari balik penjara
Tanganmu buntung karena menyentuh matahari
Sedang kakimu lumpuh

Aku mencintaimu
Dengan lambung yang perih
Pikiran yang kacaukan harga susu
Pemogokan serta kerusuhan yang meletus
Dimanan-mana. Darah dan airmataku tumpah
Seperti timah panas yang dikucurkan ke telinga
Kubayangkan tanganmu yang buntung serta kakimu
Yang lumpuh. Tanpa menunggu seorang pemimpin
Aku merguh besi dan menyemburkannya ke udara
Lalu bersama mereka aku melempari toko
Membakar pasar, gudang dan pabrik
Sebagai pernyataan cinta.

Betapa menyedihkannya mencintaimu tanpa kartu kredit
Tanpa kamar hotel atau jadwal penerbangan
Para serdadu berebut ingin menyelamatkan bumi
Dari gempa dahsyat. Kuda-kuda menerobos pagar besi
Anjing-anjing memercikkan api dari sorot matanya
Sementara aku melepaskan pakaian dan sepatu
Ternyata mencintaimu tak semudah turun ke jalan raya
Menentang penguasa atau memindahkan gunung berapi
Ke tengah-tengah kota

Aku berjalan debgan membawa kau di punggungku
Seperti kereta yang menyeret gerbong-gerbong kesedihan
Melintasi stasiun-stasiun yang sudah berganti nama
Kudengar bunyi rel yang pedih tengah menciptakan lagu
Gumpalan mendung meloloskan diri dari mataku
Menjadi halilintar yang meledakkan kemarahan
Pada tembok dan spanduk. Aku mencintaimu
Dengan mengerat lengan dan melubangi paru-paru
Aku mencintaimu dengan menghisap knalpot
Dan menelan butiran peluru

Wahai kau yang diselubungi asap
Wahai kau yang mengendap seperti candu
Wahai kau yang terus bersenandung meskipun sakit dan miskin
Wahai kau yang merindukan datangnya seorang pemimpin
Tunggulah aku yang akan segera menjemputmu
Dengan sebotol minuman keras



Disunting dari antologi puisi”Tangan Besi”
Diterbitkan oleh Forum Sastra Bandung

A. Latar Belakang Masalah
Penulis menyadari, siswa perlu diajarkan mengenai sastra, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengapresiasi, terutama sastra Indonesia. Hasil dari pengajaran tersebut peserta didik diharapkan menuai berbagai pengetahuan serta memiliki penilaian positif dan dapat mengembangkan kemampuannya yang berhubungan dengan kesusastraan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1966:77) sastra adalah karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki keunggulan seperti keaslian, keartistikan, serta keindahan dalam ciri dan ungkapannya.
Tujuan umum pengajaran sastra menurut Kurikulum 2004 adalah supaya siswa dapat menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan kemampuan dan pengetahuan berbahasa. Oleh karena itu, guru sastra untuk dapat melakukan berbagai usaha dalam meningkatkan kemampuan apresiasi sastra di sekolah kepada peserta didik sehingga guru bahasa dan sastra hendaknya memperhatikan tujuan kelas. Tujuan kelas yang menjadi acuan yaitu siswa mampu memahami, menghayati, dan menggali nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan serta diharapkan mampu menulis sastra.
Pengajaran sastra sangat berperan dalam pembentukan sikap, moral, kepribadian, dan etika peserta didik. Melalui pengajaran sastra kita tidak hanya memperoleh teori tentang sastra, tetapi akan mendapatkan pengalaman dalam karya sastra itu sendiri.  Tujuan penting pengajaran sastra adalah siswa dapat mengapresiasi sebuah karya sastra. Apresiasi ini dapat dicapai dengan baik apabila si pembaca dapat menumbuhkan perasaan terhadap teks sastra yang diapresiasinya.
Mempelajarinya, seseorang tidak hanya memandang sastra secara utuh. Sastra dapat dipandang secara multidimensional dari kehidupan masyarakatnya. Di dalamnya dapat dilihat budaya, bahasa, etika yang semuanya itu merupakan tata nilai  kehidupan sosial masyarakat. Hal itu dapat kita gali melalui pemahaman terhadap karya sastra khususnya cerita pendek.
Berbagai jenis sastra yang berkembang, seperti cerpen, tampaknya dapat merebut hati penikmat sastra. Suatu hal yang biasa dilakukan untuk merebut hati penikmat cerpen ialah dengan menyajikan suatu cerita yang ditulis berdasarkan kejadian yang sebenarnya, diangkat dari fenomena sosial yang merupakan sumber utama. Dengan demikian, sastra selain sebagai karya sastra seni, juga merupakan karya kreatif yang dapat dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual di samping konsumsi emosi.
Suatu hal penting yang harus disadari bahwa karya sasra adalah suatu fenomena sosial. Ia terkait dengan penulis, pembaca, dan terkait dengan segi kehidupan manusia yang diungkapkan dalam karya sastra. Karya sastra sebagai fenomena sosial tidak hanya terletak pada segi penciptaannya saja, tetapi juga pada hakikat karya itu sendiri. Malahan mungkin dapat dikatakan bahwa reaksi sosial seorang penulis terhadap fenomena sosial yang dihadapinya mendorong ia menulis karya sastra. Oleh sebab itu, mempelajari karya sastra berarti mempelajari suatu kehidupan. Hal itu bermakna bahwa kajian tentang manusia, kehidupan, budaya, idielogi, perwatakan, bahkan menyangkut masalah-masalah lain yang lebih luas yang terkait dalam kehidupan manusia (Semi,1993:53).
Dalam kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat modern maupun masyarakat tradisional selalu ada norma etika. Norma tersebut disusun berdasarkan kesepakatan umum [seperti adat, kebiasaan, kelaziman (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:439)]. M. Yatimin Abdullah (2006:4) mendefinisikan etika berdasarkan etimologi bahwa istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat istiadat. Sehubungan dengan itu Mungin Eddy Wibowo (2001:6) mengartikan etika sebagai cabang filsafat yang membicarakan nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Pendapat tersebut diperjelas oleh Abdulkadir Muhammad (2005:66) yang menyatakan bahwa etika merupakan ilmu tentang kebiasaan yang baik. Hubungan antara etika dengan sosiologi sangat relevan. Sosiologi digunakan untuk memahami etika, hal demikian dapat dimengerti karena banyak kajian etika yang dapat dipahami secara professional. Hubungan etika dengan sosiologi ialah sama -sama mempelajari dan mengupas masalah perilaku. Perbuatan manusia yang timbul dari kehendak ilmu sosiologi
mempersoalkan kehidupan bermasyarakat dan etika dari sisi tingkah laku (Yatimin Abdullah, 2006:397-398). Berkaitan dengan hal tersebut Poedjawijatna (2003:39) berpendapat bahwa hubungan antara etika dan sosial menghasilkan produk pranata sosial. Istilah tersebut diartikan sebagai suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. Dengan kata lain pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang mengejawantahkan nila -nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat.
Memperhatikan pendapat tersebut, “Kembang Mayang” 28 Cerita Pendek Perempuan Cerpenis Indonesia (penulis menyebut dengan Antologi Kembang Mayang) editor Korrie Layun Rampan dapat dikaji dari sisi etika yang terkandung di dalamnya. Kembang Mayang merupakan antologi cerpen karya cerpenis perempuan Indonesia yang memunculkan berbagai visi dan pandangan hidup yang terjelma di dalam karya fiksi mereka. Para pengarang dalam berkarya menggunakan kemerdekaan kreatif yang tepat guna, semua cerpenis membawa kisah-kisah unik dan menarik kesemua persoalan kebajikan dan kebenaran. Mereka berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran lewat karya fiksi yang memikat hati. Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul penelitian “Analisis Nilai Etika dalam Antologi Kembang Mayang” editor Korrie Layun Rampan.

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut ini.
1.      Bagaimanakah Etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan?”
2.     Bagaimanakah jenis etika hidup yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan?
3.     Apakah antologi cerpen Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan dapat dijadikan salah satu bahan dalam memperkaya bahan pembelajaran di SMA?

C. Batasan Masalah
Luasnya kajian dalam penelitian ini, peneliti mencoba membatasi permasalahan yang ada. Kajian kandungan etika dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan ini, peneliti membatasi pada dua pokok bahasan yaitu etika dan jenis etika hidup.
Kedua pokok bahasan di atas disesuaikan dengan fenomena kehidupan yang sifatnya akan memberikan motivasi untuk senantiasa berbuat baik yang sumbernya dari hati nurani yang bersih dengan keutamaan watak manusia sehingga siswa dapat mengambil sikap positif untuk diaplikasikan dalam kehidupannya.

D. Tujuan Penelitian
Ragam penelitian bergantung pada tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan sebagainya. Tujuan harus diperjelas agar arah penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan (Pradopo, 2001: 25). Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan sebagai berikut ini.
1)   Memperoleh gambaran objektif tentang etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan.
2)  Memperoleh gambaran objektif tentang jenis etika hidup yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan.
3)   Memperoleh gambaran tentang kesesuaian sastra tersebut untuk dijadikan bahan pembelajaran sastra di SMA.

 E. Manfaat Penelitian
            Hasil pengajaran sastra sangat berperan dalam pembentukan sikap, moral, kepribadian, dan etika peserta didik. Melalui pengajaran sastra kita tidak hanya memperoleh teori tentang sastra, tetapi akan mendapatkan pengalaman dalam karya sastra itu sendiri. Bertitik tolak pada tujuan, manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.             
1.   Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia.
Membantu dalam menyeleksi dan mengklasifikasikan bahan pengajaran apresiasi sastra khususnya cerpen.
2.    Bagi peneliti lain
Sebagai salah satu referensi untuk meneliti karya sastra yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.   Bagi pembaca sastra
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam memahami Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan.

F. Anggapan Dasar
            Anggapan dasar adalah segala kebenaran, teori, atau pendapat yang dijadikan landasan dasar dalam suatu penelitian yang tidak dapat dipersoalkan lagi benar salahnya (Arikunto, 1998:10). Berdasarkan pendapat tersebut, maka anggapan dasar penelitian dirumuskan sebagai berikut ini.
1.    Kegiatan apresiasi sastra berkaitan erat dengan daya khayal serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya dan lingkungan hidup (Depdikbud, 1993:4)
2.    Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri.
3.   Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions)
4.  Menganalisis merupakan salahsatu cara memperoleh gambaran objektif tentang cara pengarang dalam menyampaikan tujuannya.

G. Definisi Operasional
            Supaya lebih jelas, di paparkan pula beberapa istilah yang dijadikan sebagai judul dalam penelitian ini, yaitu:
1.   Etika adalah keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat yang bersangkutan untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya (Magnis,1993:5).
2.  Antologi adalah kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang (KBBI, 2001:58).
3.      Kembang Mayang adalah antologi 28 cerita pendek perempuam cerpenis Indonesia dengan editor Korrie Layun Rampan.
4.      Cerita pendek (cerpen) adalah suatu cerita prosa fiktif yang pendek, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang direpresentasikan dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusus.

H. Metode Penelitian
Metode adalah cara yang digunakan dalam suatu penelitian. Hasil yang ingin dicapai dalam suatu penelitian ditentukan oleh metode yang digunakan. Sebagaimana pendapat Surachmad (1990:13) bahwa metode merupakan cara utama yang dpergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mepergunakan teknik serta alat-alat tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Menurut Masri Singarimbun (1982:4) metode deskriptif berguna untuk mendekripsikan secara rinci mengenai keadaan sosial tertentu, misalnya interaksi sosial, serta sistem kekerabatan. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1989:29) metode deskriptif yaitu metode yang mempunyai tujuan untuk menggambarkan secara jelas mengenai watak-watak manusia, keadaan gejala sekelompok tertentu.
Untuk dapat mencapai penelitian yang valid, reliabel, ekonomis, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka metode penelitian yang digunakan juga harus relevan, layak dan memiliki kemanfaatan terhadap objek yang diteliti. Disamping itu peneliti tetap mempertahankan nilai keobjektifan data dengan penuh tanggungjawab.
Dalam pengembangan metode penelitian, terdapat dua jenis metode, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Memperhatikan sifat-sifat wujud dan kelayakan objek penelitian serta dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka dalam melakukan penelitian terhadap Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan, peneliti menggunakan metode kualitatif. Semi (1993) menjelaskan, penelitian kualitatif yang diutamakan bukan kualifikasi. Berdasarkan angka-angka tetapi yang diutamakan adalah kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang dikaji secara empiris.
Melalui metode diatas, peneliti mendeskripsikan tentang etika yang terkandung dalam Antologi Kembang Mayang editor Korrie Layun Rampan.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
2.    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Artikel, dan Makalah. Malang: IKIP Malang.
3.      Koentjaraningrat. 1989. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia
4.   Magnis, Frans., Suseno. 1993. Etika Jawa Sebuah Analisis Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5.  Singarimbun, Masri dkk. 1982. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES (Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial)
6.      Surahmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito
7.      Departemen Pendidikan Nasional.2003.Kurikulum 2004.Jakarta.
8.      Semi, Atar. 1990. Metode Penelitian Sastra. Padang : Angkasa.


Bahasa sebagai alat komunikasi. Beberapa keuntungan yang di dapat apabila pandai berbicara seperti lebih personal dan lebih akrab. Ruang berbicara ada yang secara formal dan ada juga secara tidak formal. 
Berbicara secara formal membutuhkan suatu kepandaian yang  tak hanya keras atau lemahnya (faktor kebahasaan) disamping itu juga dituntut penguasaan non kebahasaan. Pidato merupakan suatu alat yang ampuh baik untuk menyampaikan informasi atau pun untuk mempengaruhi audiens.  Dalam pidato terdapat beberapa sigmen, pertama adanya salam pembuka dengan tujuan menyapa serta membuka pembicaraan kemudian yang kedua adanya penghormatan kepada hadirin ketiga isi; merupakan bagian pokok pembicaraan atau inti materi yang disampaikan. Ke empat kata penutup dengan tujuan menutup acara. Dan yang terakhir salam penutup,bagian ini merupakan akhir dalam penyampaian sebuah pidato.
Pada bab ini mengakaji juga sebuah telaah exordium yaitu sebuah cara yang mengikat hadirin dalam sebuah pidato. Perlu diingat kembali bahwa dalam exordium jangan sekali-kali meminta maaf karena kurang persiapan,tidak menguasai materi, tidak berpengalaman dan bukan dibidangnya. Pengucapan hal-hal seperti ini akan menghilangkan kepercayaan hadirin, baik kepada diri orator, maupun kepada uraian yang dikemukakan. Sebagai perhatian kepada pemula, jangan membuat lelucon dalam exordium. Akibatnya bisa sangat fatal (leluconnya kering) sehingga hadirin yang hadir akan merasa bosan dan jengkel mendengarnya. Dalam bab ini juga disajikan sebuah sempel untuk menjadi seorang master of ceremony (pembawa acara) berbeda dengan teknik seseorang yang berpidato. Namun prinsip-prinsipnya sama. Seorang membawa acara seperti seorang pembicara harus mengetahui untuk apa ia ada didepan banyak orang. Lebih lanjut seorang pembawa acara juga harus mengetahui, memilah hal-hal yang akan diucapkan sebagaimana seorang pembicara.
Menyusun suatu pidato sesungguhnya tidaklah sukar apabila sebelum menyusun secara cermat memperhatikan dengan benar data tempat,topik,dan khalayak dimana posisi kita akan berpidato; memperhatikan fungsi-fungsi kata pembuka, isi, masalah, pembahasan, dan simpulan pidato. Perlu juga memberikan saran ataupun suatu kritikan apabila keadaan yang memungkinkan; hal yang lain yang perlu diperhatikan mengenai alur pikir anda, berbicara se-menarik mungkin, berusaha merangkul khalayak dan gali pikiran serta angan-angan mereka.   

Formula  Andalan  Retorika  dan Kiat Kreatif dan Persuasip
Berpidato adalah kemampuan berbicara yang dapat dipelajari sejak masa kecil hingga dewasa. Dalam berpidato pengenalan diri mudah dicapai apabila seseorang memiliki kepandaian berbicara secara efisien, informatip dan menarik. Berpidato juga dilatar belakangi dengan bakat, sehingga akan mematangkan diri untuk menjadi seorang ahli pidato. Pidato merupakan sebuah seni tutur berkata yang dapat dipelajari secara sistematis, tetapi akan lebih berkembang oleh bakat. Bakat pun tak akan membuat apa-apa apabila tidak diasah, diuji dan memperoleh kesempatan untuk tampil di depan umum.
Syarat penting menjadi seorang yang pandai didepan umum ditentukan keadaan fsikis dan mentalisnya dalam hal ini kesipan dan kematangan mental lebih cenderung dominan dari pada syarat fsikisnya. Faktor ini perlu juga ditunjang sebagai syarat sukses mutlak dalam berpidato adalah melalui latihan-latihan. Berlatih ini sangat di pengaruhi oleh motifasi diri, lingkungan dan kesempatan/kepentingan. Berbicara bukan hal yang mudah tapi tidak sulit pula untuk dipelajari. Berarti latihan terus menerus membuat anada akan lebih pandai dan mudah berbicara didepan hal lain.
Suatu argumentasi merupakan suatu hal yang perlu dipelajari dalam retorika  karena argumen ini suatu keterampilan yang dipandang dan perlu diperhitungakn buah pemikirannya. Sebuah cara bagaimana kita ingin mempesona khalayak apabila tidak mempunyai kemampuan untuk beragumentasi dengan baik. Janganlah kita terjebak untuk menggurui, meskipun dalam batas-batas tertentu karena sipat khalayaknya, kita perlu melakukan misi pendidikan dan pengajaran. Tetapi dalam spesialisasinya pedagogik da yang disebut andragogik yaitu sebuah ilmu yang kiat pedidiakan menghadapi orang dewasa. Mereka tidk sama orang remaja atau mahasiswa. Hadapi kritik dan dakwaan itu dengan kepala dingin, nurani yang hening ditopang dengan argumentasi yang mantap.
Lain halnya kepandaian berpidato juga sangat ditentukan keberanian diri untuk tampil perlu juga memiliki sebuah kesempatan. Berbagai ksemparan dapat diciptakan, paling tidak kesemptan  adalah momentum yang harus selalu dimanfatkan. Mereka yang sukses adalah mereka yang pandai memanfaatkan peluang. Terlalu banyak pertimbangan, membuat diri menjadi ragu-ragu. Tampil adalah peluang yang tidak selamnya datang, kalaupun muncul lagi tetapi suasananya yang berbeda, tmpilah dalam segala kondisi. Syarat bagi seorang pembicara dsalam penampilannya prima dihadapan publik, adalah memiliki kepercaan diri. Kepercaan ini hanya dapat diraih melalui suatu perjuangan panjang, pelatihan, dan belajr serta tidak cepat puas diri.
Memerangi rasa takut dan gugup sangatlah sulit dan paling ditakuti seorang ditakuti seorang pembicara pemula, bahkan mereka yang sudah berpenagalamanpun sering dilanda gugup, sesungguhnya wajar sejauh dapat dikembangkan. Takut ataupun gugup dapat terkendali misalnya dengan cara menarik napas dalam-dalam, berdiri tegak, memandang kesegala penjuru dengan mantap, terus menghubur diri bahwa kita masih salah satu yang terbaik dari yang ada.
Urutan presentasi perlu diataur sedemikian lupa dengan cara membuat skema yang sesuai. Sekema juga sangan membantu kita untuk berkonsentrasi pada masalah yang diungkapkan menjauhkan kita dari pelarian, tema yang ditentukan. Kesalahan  pembicara yang tidak cermat adalah berpidato tanpa memiliki pokus yang jelas, maka dari itu judul harus mengenaio sasaran, sesuaidengan isi presentasi sehingga akan menghilangkan manipulasi terselibung pada khalayak.
Memakai bahasa yang mudah dimengerti oleh khlayak, lincah, mengalir seperti air, berhembus seperti angin, menggelegar seperli halilintar, banyak kendala untuk berkomunikasi. Untuk itu latihan dan banyak tampil didepan khalayak akan sedikit memperkecil keterbatasan komunikasi (kuper). Syarat yang lainnya berusaha merabgkul khalayak dengan cara mengenali prablemnya, mencari alternatif ppemecahan yang mungkin dapat ditawarkan. Menakai alat bantu sebagai penjelas jangan terlalu banyak,  mengetahui waktu kapan naik dan tahu dimana berhenti karena berpidato merupakan seni mengatur volume suara tepat masuk pada kalbu khalayak melalui kemampuan narasi denaganpermainan suara. Syarat yang terakhir coba kenali dirimu sendiri, pahami khalayak dan tetap mawas diri.  Mengenal diri kita masing-masing tidak lain tujuannya untuk mengetahui sejauh mana kapasitas yang kita punyai, sehingga tak kesan memaksakan diri. Memahami khalayak haruslah seperti kita mengenali diri sendiri, jangang terjebak menganggap enteng orang lain, merasa semua rasa gampang sehingga kita mudah menertawakan orang.

Alat Sukses Bernama Belajar
oleh
ROY SEMBEL dan AGUNG BARUNO

Sukses selalu terdiri dari impian yang kuat, perjuangan yang keras dan sistem yang handal dengan disertai doa yang benar kepada Tuhan YME, penentu segala keberhasilan. Sistem yang handal seyogyanya adalah sistem yang dapat dikerjakan dan dilakukan oleh semua orang tanpa pandang bulu: tanpa batasan usia, tanpa batasan latar belakang pendidikan, keluarga, kekuatan finansial. Sistem yang dapat dikerjakan oleh semua orang berarti dapat juga dikerjakan oleh diri kita sendiri. 
Orang sukses selalu mengikuti sistem yang sudah teruji keberhasilannya dan yang sederhana. Sistem di sini berupa alat-alat yang akan membantu kita mengikuti jejak-jejak orang sukses dan tingkat kesuksesan yang kita inginkan. Alat dapat membantu kita semua mempermudah dalam mencapai tingkat kesuksesan yang kita harapkan. Alat terhebat yang pernah ditemukan oleh manusia adalah pendidikan. Manusia adalah makhluk yang menggunakan alat. Manusia selalu menggunakan alat untuk membantu dan mempermudah dalam memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ahli sejarah menemukan alat-alat primitif yang digunakan oleh manusia purba untuk berburu. Manusia purba telah menggunakan tulang-tulang, batu yang mereka pergunakan untuk berburu. Dalam tingkatan yang lebih maju menusia purba telah menggunakan bahan olahan yaitu perunggu, dalam rangka mendapatkan binatang buruan yang lebih baik. Lalu diketemukan juga bahwa mereka telah menggunakan api untuk memasak binatang buruannya supaya, mungkin, enak dimakan dan mudah untuk dicerna. Seorang juru masak terkenal pasti mempunyai alat-alat yang lengkap untuk membuat masakannya. Para pemburu dewasa ini menggunakan teknologi super canggih untuk berburu, penggunaan senjata yang dilengkapi oleh pembidik laser. 
Para nelayan, pemburu di laut, menggunakan peralatan canggih, mulai dari kapalnya yang dilengkapi dengan peralatan radar pendeteksi keberadaan ikan yang berhubungan langsung dengan satelit di luar angkasa. Penggunaan jaring dan alat pancing modern lainnya sampai disediakan bagian pengolah ikan hingga siap dijual apabila kapal merapat di pelabuhan tujuan. Seorang dosen membutuhkan komputer note book untuk menuangkan ide-idenya kepada para mahasiswa dan mempermudah dirinya dalam menjelaskan ide-idenya tersebut. 
Seorang dokter tidak pernah terlepas dari alat terhebatnya yaitu stetoskop. Coba Anda datang memeriksakan diri Anda ke seorang dokter yang tidak memiliki stetoskop, kemudian untuk mendengar detak jantung Anda dokter tersebut menggeser-geser kupingnya di dada Anda, apa yang terjadi? Kalau sesama jenis mungkin bisa diterima, tapi kalau istri Anda yang ke dokter tersebut? Dalam tulisan kebiasaan-kebiasaan orang sukses sebelumnya telah dibahas faktor seperti memiliki impian yang jelas dan detail, memiliki network yang luas dan dibangun secara sengaja, kerja yang konsisten dan persisten. Dalam konteks itu, alat adalah sarana yang mempermudah untuk mencapai tujuan dan impian kita. Memang dari semua kebiasaan orang sukses impian menempati urutan pertama karena merupakan visi dan cetak biru untuk apa yang ingin kita capai. Baru kemudian kita cari untuk menuju dan merealisasikan cetak biru itu, alat dan sarana apa serta kendaraan apa yang tepat dinaiki. 

Pendidikan, kendaraan kunci mencapai sukses
Banyak sekali kendaraan di luar sana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan kita. Satu alat yang terpenting adalah pendidikan. Pendidikan yang menyebabkan peradaban manusia berkembang, budaya manusia berkembang, pola pikir manusia berkembang. Pendidikan di sini bukan dibatasi hanya dengan pendidikan formal. Banyak orang sukses yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal yang tinggi dan terstruktur. Banyak juga orang yang memiliki pendidikan formal tinggi tidak sukses. Jadi apakah pendidikan formal tidak penting dan bahkan bisa menghambat kesuksesan seseorang? Pertanyaan ini selalu diungkapkan dalam pertemuan dan seminar bahkan dikelas saat seorang guru, dosen menekankan pentingnya pendidikan bagi murid dan mahasiswanya. Kalau mau diteliti dan diurut-urut orang-orang sukses yang tidak memiliki pendidikan formal terstruktur dan sering kali putus sekolah, selalu memiliki impian yang jelas, detail dan kuat. Mereka juga memiliki pendidikan dasar dalam hal membaca, berhitung, berhubungan dengan sesama manusia, pendidikan dasar keagamaan atau pendidikan dasar spiritual. Artinya mereka juga memiliki pendidikan formal sampai batas tertentu. 
Tidak ada manusia di dunia yang tumbuh dan berkembang tanpa melalui pendidikan. Orang-orang sukses tersebut bahkan terus-menerus belajar walau tidak melalui bangku sekolahan, bahkan mereka bisa mengajari orang-orang sekolahan. Mereka bisa menjadi guru dan legenda hidup yang patut kita pelajari kiat-kiat suksesnya. Banyak juga cendekiawan yang mendapatkan gelar-gelar tinggi akademis karena melakukan penelitian terhadap orang-orang sukses yang tidak memiliki pendidikan akademis ini. Di setiap buku suci semua penganut agama selalu terdapat satu, dua atau bahkan lebih ayat yang menekankan pentingnya pendidikan. Bahkan para akademisi sendiri menyarankan bahwa pendidikan untuk sukses sebetulnya dimulai saat kita lepas dari dunia pendidikan formal. Kita duduk dibangku sekolah rata-rata paling lama tidak lebih dari 20 tahun. Sedangkan manusia yang hidup lebih dari 60 tahun, jadi sisa 40 tahun itu saat kita semua mendapatkan pendidikan dari dunia kehidupan di luar sekolah. Pendidikan dari dunia kehidupan ini yang membentuk dan membantu keberhasilan seseorang. 

Lifetime Learning
Sebuah organisasi hebat telah lahir di Indonesia. Organisasi ini membantu orang-orang untuk tetap mendapatkan pendidikan walaupun sudah tidak lagi duduk dibangku sekolah atau bangku kuliah. Para pelaku di organisasi ini percaya walaupun tidak melalui dunia pendidikan formal tapi kita tetap dapat meraih kesuksesan yang luar biasa. Indonesia School of Life [ISOL] adalah suatu organisasi yang percaya untuk memberdayakan manusia Indonesia tidak harus dan tidak selalu melalui jalur pendidikan formal dan akademis. Mereka mempunyai visi anak bangsa untuk Indonesia tahun 2045 ”Bangga menjadi Anak Bangsa Indonesia dengan cara menjadi Kebanggaan bagi Indonesia”. Organisasi mandiri ini memiliki visi sampai tahun 2045, mereka sudah tahu akan ke mana tujuannya, tinggal menciptakan atau menaiki kendaraan yang tepat untuk mewujudkan visi itu di tahun 2045. Coba simak, Bill Gates, bosnya Microsoft yang menurut majalah-majalah bisnis adalah orang terkaya di bumi saat ini. Ada lelucon yang menceritakan bahwa kalau mau sukses besar harus drop out dari Harvard seperti Bill Gates. Michael Dell top eksekutifnya Dell Computer yang menggugah dunia dengan layanan penjualan komputer melalui internet dan juga merupakan orang terkaya di dunia, drop out dari sekolahnya. Tiger Wood jutawan atau bahkan milyader olah raga Golf tidak pernah memiliki gelar akademis yang tinggi, tetapi banyak filosofi dalam bertanding golf-nya yang diikuti dan dipelajari orang banyak dalam meraih sukses. Sudono Salim atau Liem Sioe Liong, apakah pernah duduk dibangku perguruan tinggi mungkin bangku SMA juga tidak pernah dia lewati tetapi berhasil menjadi orang terkaya di Indonesia saat itu. Bahkan saat ini kebanyakan orang kaya Indonesia diselidiki sumber kekayaannya, tetapi dia tidak pernah disentuh dan dicari. 
Bisa jadi Om Liem sedang duduk santai dipinggir pantai atau main golf untuk membicarakan bagaimana mendapat uang lebih banyak lagi. Om Bob Sadino, masih dengan celana jins pendeknya berkeliling kebun atau sedang memberikan seminar pada sekumpulan orang-orang dengan latar belakang akademis tinggi bagaimana menjadi sukses, minimal seperti dirinya yang tidak memiliki gelar akademis tinggi. AA Gymnastiar, seorang da’i, seorang ustad, yang mempunyai pendidikan bukan dari bidang keagamaan, melainkan dari universitas tidak begitu terkenal di Bandung, sekarang diminta memberikan ceramah di seantero Nusantara. 
Dia berhasil menciptakan sebuah kelompok mandiri di lingkungan pesantrennya yang hidup dari usaha-usaha mereka sendiri. Saat ini banyak lembaga atau individu berguru ke pesantrennya untuk mempelajari bagaimana AA Gym, meletakkan dasar perekonomian di lingkungannya. Manajemen Qolbu adalah salah satu ajaran pokoknya yang sangat sesuai dengan wawasan kita saat ini. Dari uraian di atas, pendidikan formal, sampai pada tahap tertentu penting diperoleh. Namun, yang lebih penting adalah proses pembelajaran yang berkelanjutan yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Selama ini pendidikan formal khususnya pendidikan tinggi lebih mengacu pada belajar tentang sesuatu. Ada beda antara belajar tentang sesuatu dan belajar sesuatu. Belajar tentang berenang berbeda (jenis-jenis gaya renang, sejarah renang, dan lain-lain) dengan belajar berenang (langsung dikolam renang). Belajar tentang bisnis berbeda dengan belajar berbisnis. Belajar tentang sukses berbeda dengan belajar sukses. Jadi tak heran bila banyak orang berpendidikan tinggi tapi tidak sukses di bisnis atau bidang lain, karena mereka ‘belajar tentang’ bukan ‘belajar melakukan.’ Sementara itu, orang-orang yang langsung terjun ke dunia bisnis sejak dini (seperti Om Liem, Bill Gates, dll), telah belajar berbisnis sungguhan. Pesan dari artikel ini: Mau sukses? Kuncinya gunakan alat yang disebut belajar. Tapi bukan belajar sembarang belajar. Perlu ada kombinasi belajar tentang dan belajar melakukan. Kalau kedua tahap ini dilakukan, sebenarnya masih ada satu langkah lagi, yaitu belajar menjadi. Tentang hal ini akan dibahas dalam tulisan ManDiri di masa mendatang. 


Pidato Seorang Maha Siswa di Makam Pahlawan

Puasa kesabaranku usai sudah
Sampai kebatas. Di depan pintu-pintu bisu
Berjuta mata menatap. Berjuta mulut meratap
Tangan menggenggam tangan mengeras di udara
Negeri ini sedang kering
                                                                 Sebuah singgasana
Menggigil di dahi orang-orang miskin
Yang menatap     Yang menatap
Tak ada pilihan lain
                                                              Setelah kemarau panjang
Sungai-sungai mengering tohor dan kotor

Dengan kepatuhan seribu burung beo
                                                               Bayangan meloncat
Dari tahun ke tahun ringan dan tebal
Melingkar seperti ular melingkar
Memeluk singgasana lagu senja hari
Maka tak ada pilihan lain    Sepanduk dukaku
Dan puasa kesabaranku       Ku lepas ke angkasa
Menjadi burung gagak menjadi mata menjadi mulut
Menjadi kata yang tak gentar mengucapkan yang benar
Sebab seperti lazimnya
                                                            Hari-hari berlalu
                                                            Dan dengan setetes darahku
Bunga bangkai tumbuh mekar di taman bulan maret

Tanpa hirau bahwa sesungguhnya aku kuat
Karena aku kayu besi yang tumbuh di antara
Orang-orang berliur cuka
Yang setiap tahun mengenangmu
                                                            Dengan air mata
Larut bersama embun menjadi kelopak
                                                            Wangi bunga melati
Menjadi terang bintang menyinari batu nisanmu
Menjadi saksi kunang-kunang di malam dingin

Duka adalah pedang yang makan sampai kenyang
Pergilah ke daerah lapar berlayar tanpa laut
Ambil tempat dibarisan paling depan
Tempat senyapmu                   Rebah tanpa keluh                 
                                                             

Sebelum aku datang bersama lahar
Mengalir jadi bencana seperti belalang bara
Dalam urat darah negeri ini
                                     Sebelum derap kuku kuda-kudaku
                                                Merobek malam

Seperti kalian orang-orang perkasa
Yang turun dari puncak-puncak gunung
Berdiri di tepi hutan                Ingatkan mereka!
Berjuta mata menatap Berjuta mulut meratap
Tangan menggenggam tangan mengeras di udara
Menyala bagai tembikar di pembakaran.

Pahlawan orang-orang tertindas
Terima kasih pidato malam larutku.


Frans Nadjira
Horison-XXXIII/5/1999


Karya  E. Chita
Majalah  Bhinneka Karya Winaya  No.188 ( 2004)


APRIL MENANGIS


Kuterpaku di depan layar kaca
Kala kusaksikan wajah-wajah penuh marah
Saling melempar batu tanpa peduli apa akibatnya
Wajah-wajah beringas itu terus dan terus melempar batu
Mengapa hal seperti ini harus terjadi?
Dimanakah hati nurani kalian?
Tak adakah setitik keinginan untuk hidup damai, tentram dan tenang
Mengapa kekerasan yang terjadi pemecah masalah?
Lihat !
Korban-korban berjatuhan
Yang tak bersalahpun menjadi korban, terkapar mandi darah
Puas melihat semua itu?
Korban bencana alam belum reda
Mengapa mesti ditambah dengan korban-korban lain?
Korban-korban karena kesengajaan
Dimanakah, perdamaian itu sebenarnya?
Kapankah semua pertikaian ini berhenti?
Apa yang sebenarnya diperebutkan?
Siapa yang salah?
Ku hanya bisa menarik napas panjang dan mendesah
Tanpa mampu berbuat apa-apa
Dan tanpa mampu berkata lain
Semoga besok negeriku ini masih bisa tersenyum,
secerah mentari pagi.


                                                                       


Munafik

Sesungguhnya apakah munafik itu? Apakah kita termasuk orang yang munafik? Bagaimanakah ciri-ciri orang munafik itu? dan Apakah Allah melarang kita menjadi orang munafik?

Kata munafik seringkali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang berkata, “Kau orang munafik!”, tatkala sedang dilanda masalah diantara keduanya. Namun banyak diantara kita sering berkata seperti itu, tapi sesungguhnya tak mengerti apa makna munafik, terlebih salah penempatan mengucapkannya. Hal ini yang harus kita ketahui pengertian “Munafik”. Lalu, apakah munafik itu? Munafik adalah orang yang termasuk pada golongan yang tidak mendapat hidayah atau petunjuk dari Allah, sehingga jalan hidupnya yang ditempuhi tidaklah mengandungi nilai-nilai ibadah dan segala amal yang dikerjakan tidak mencari keredhaan Alah. Tentu benar, namun rasanya makna itu terlalu luas untuk kita fahami. Apabila kita artikan munafik itu adalah orang yang bermuka dua, mengaku beriman padahal hatinya ingkar. Benarkah makna itu? Apakah seperti itu? Benar sekali, itulah orang munafik. Mulutnya sahaja, kemudian dalam perbuatannya sehari-hari nampak baik, tapi hanya tipu daya belaka. Artinya segala amal perbuatan yang dikerjakan itu bukan ditegakkan di atas dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah, akan tetapi hanya didasarkan pada perasaan dan hawa nafsunya semata-mata untuk mencari muka, penampilan, mengambil hati dalam masyarakat dan pandangan orang belaka. Segala perbuatan baiknya itu hanya dijadikan tempat berlindung untuk menutupi segala keburukan i’tikad dan niatnya. Begitulah munafik.
Apabila kita merasa bingung dengan pengertian munafik yang disebutkan tadi, sebaiknya kita ketahui dulu ciri-ciri orang munafik itu. Mengapa kita harus ketahui dulu ciri-cirinya? Hal ini akan memudahkan kita untuk memahami isi dari ciri tersebut. Sebagaimana ciri-ciri yang telah Allah sebutkan dalam Al-Quran dengan firmannya.

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.” 
(An-Nisaa’: 138). 

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman dan kafir); tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barang siapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.” 
(An-Nisaa’: 142-143).

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” 
(An-Nisaa’: 145).

“Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka, ‘Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan Rasul-Nya).’ Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan manjawab, ‘Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, kaena kamu kafir sesudah beriman. Jika kami memaafkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian mereka dari sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggam tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka; dan Allah melaknat mereka;
dan bagi mereka azab yang kekal.” 
(At-Taubah: 64-68).

“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya. Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam, mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi.” 
(At-Taubah: 73-74).

“Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 
(Al-Ahzaab: 73).

Ayat-ayat di atas hanya sebagian saja. Sesungguhnya masih banyak ayat-ayat yang serupa dengan menyinggung sifat munafik. Kemudian dalam hadits diriwayatkan pula tentang munafik.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw.. bersabda, 
“Ciri-ciri orang munafik ada tiga, jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia pungkiri dan jika diberi amanat ia khianati.” (HR Bukhari [33] dan Muslim[59]).

Dalam riwayat lain ditambahkan,
“Meskipun ia mengerjakan shalat, shaum,
dan mengklaim (bahwa) dirinya muslim.” 
(HR Muslim [59 dan 109]).

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr r.a., Rasulullah saw.. bersabda, 
“Empat perkara apabila terkumpul pada diri seseorang, maka ia adalah munafik sejati. Dan apabila terdapat salah satu darinya, maka pada dirinya terdapat salah satu dari cabang kemunafikan hingga ia meninggalkannya. Apabila diberi amanat ia berkhianat, apabila berbicara ia berdusta, apabila mengikat perjanjian ia melanggarnya dan apabila bersengketa ia berlaku curang.” 
(HR Bukhari [34] dan Muslim [58]).






Dari sebagian ayat serta hadits di atas, dapat kita sebutkan dengan bahasa kita bahwa ciri-ciri orang munafik itu sebagai berikut ini.
1.      Berbohong/Dusta
Bohong adalah mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada orang lain. Jadi apabila kita tidak jujur kepada orang lain maka kita bisa menjadi orang yang munafik. Contoh bohong dalam kehidupan keseharian kita yaitu seperti menerima telepon dan mengatakan bahwa orang yang dituju tidak ada tetapi pada kenyataannya orang itu ada. Contoh lainnya seperti ada anak ditanya dari mana oleh orang tuanya dan anak kecil itu mengatakan tempat yang tidak habis dikunjunginya. Masih banyak lagi prilaku yang merupakan contoh orang berbohong atau berdusta.

2.      Ingkar Janji
Seseorang terkadang suka membuat suatu perjanjian atau kesepakatan dengan orang lain. Apabila orang itu tidak mengikuti janji yang telah disepakati maka orang itu berarti telah ingkat janji. Contohnya seperti janjian ketemu sama pacar di warung kebab bang piih tetapi tidak datang karena lebih mementingkan bisnis. Misal lainnya yaitu seperti para siswa yang telah menyepakati janji siswa namun tidak dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.

3. Berhianat
Khianat mungkin yang paling berat kelasnya dibandingkan dengan sifat tukang bohong dan tukang ingkar janji. Khianat hukumannya bisa dijauhi atau dikucilkan serta tidak akan mendapatkan kepercayaan orang lagi bahkan bisa dihukum penjara dan denda secara pidana. Contoh berkhianat yaitu seperti oknum anggota TNI yang menjadi mata-mata bagi pihak asing atau teroris. Contoh lainnya yaitu seperti seorang pegawai yang dipercaya sebagai pejabat pajak, namun dalam pekerjaannya orang itu menyalahgunakan jabatan yang digunakan dengan cara menilep uang setoran pajak.

3.      Fujur dalam pertikaian
Sabda Rasulullah SAW: “Dan apabila bertengkar (bertikai), dia melampau”

4.      Malas Beribadah
Jika orang munafik pergi ke masjid/surau, dia menyeret kakinya seakan-akan terbelenggu rantai. Oleh kerana itu, ketika sampai di dalam masjid/surau dia memilih duduk di shaf yang paling akhir. Dia tidak mengetahui apa yang dibaca imam dalam solat, apalagi untuk menyemak dan menghayatinya.

5.      Riya’
Di hadapan manusia dia solat dengan khusyuk tetapi ketika seorang diri, dia mempercepatkan solatnya. apabila bersama orang lain dalam suatu majlis, dia tampak zuhud dan berakhlak baik, demikian juga pembicaraannya. Namun, jika dia seorang diri, dia akan melanggar hal-hal yang diharamkan Allah swt.

6.      Sedikit Berzikir
7.      Mempercepat Solat
Mereka (orang-orang munafik) adalah orang yang mempercepatkan solat tanpa ada rasa khusyuk sedikit pun. Tidak ada ketenangan dalam mengerjakannya, dan hanya sedikit mengingat Allah SWT di dalamnya. Fikiran dan hatinya tidak menyatu. Dia tidak menghadirkan keagungan, kehebatan, dan kebesaran Allah SWT dalam solatnya.

8.      Mencela orang-orang yang taat dan soleh
Mereka memperlekehkan orang-orang yang Taat dengan ungkapan yang mengandung cemuhan dan celaan. Oleh kerananya, dalam setiap majlis pertemuan sering kali kita temui orang munafik yang hanya membincangkan sepak terajang orang-orang soleh dan orang-orang yang konsisten terhadap Al-Quran dan As-Sunnah. Baginya seakan-akan tidak ada yang lebih penting dan menarik selain memperolok-olok orang-orang yang Taat kepada Allah SWT.

9.      Memperolok-olok Al-Quran, As-Sunnah, dan Rasulullah SAW
Termasuk dalam kategori Istihzaa’ (berolok-olok) adalah memperolok-olok hal2 yang disunnah Rasulullah SAW dan amalan-amalan lainnya. Orang yang suka memperolok-olok dengan sengaja hal-hal seperti itu, JATUH KAFIR.
Firman Allah SWT: “…Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah SWT, Ayat-Ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, kerana kamu kafir sesudah beriman…” (At-Taubah: 65-66)

10.  Bersumpah Palsu
Firman Allah SWT: “Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai…” (Al-Munafiqun: 2, Al-Mujadilah: 16). Jika seseorang menanyakan kepada orang munafik tentang sesuatu, dia langsung bersumpah. Apa yang diucapkan orang munafik semata-mata untuk menutupi kedustaannya. Dia selalu mengumpat dan memfitnah orang lain. Maka jika seseorang itu menegurnya, dia segera mengelak dengan sumpahnya: “Demi Allah, sebenarnya kamu adalah orang yang paling aku sukai. Demi Allah, sesungguhnya kamu adalah sahabatku.

11.  Enggan Berinfak
Orang-orang munafik memang selalu menghindari hal-hal yang menuntut pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. Apabila menjumpai mereka berinfak, bersedekah, dan mendermakan hartanya, mereka lakukan kerana riya’ dan sum’ah. Mereka enggan bersedekah, kerana pada hakikatnya, mereka tidak menghendaki pengorbanan harta, apalagi jiwa.

12.  Tidak menghiraukan nasib Kaum Muslimin
Mereka selalu menciptakan kelemahan-kelemahan dalam barisan muslimin. Inilah yang disebut At Takhdzil. iaitu, sikap meremehkan, menakut-nakuti, dan membiarkan kaum muslimin. Orang munafik berpendapat bahawa orang-orang kafir lebih kuat daripada kaum muslimin.

13.  Suka menyebarkan Khabar Dusta
Orang munafik senang memperbesar peristiwa/kejadian. Jika ada orang yang tergelincir lisannya secara tidak sengaja, maka datanglah si munafik dan memperbesarkannya dalam majlis-majlis pertemuan. “Apa kalian tidak mendengar apa yang telah dikatakan si fulan itu?” Lalu, dia pun menirukan kesalahan tersebut. Padahal, dia sendiri mengetahui bahawa orang itu mempunyai banyak kebaikan dan keutamaan, akan tetapi si munafik itu tidak akan mahu mengungkapkannya kepada masyarakat.

14.  Mengingkari Takdir
Orang munafik selalu membantah dan tidak redha dengan takdir Allah SWT. Oleh kerananya, apabila ditimpa musibah, dia mengatakan: “Bagaimana ini. Seandainya saya berbuat begini, niscaya akan menjadi begini.” Dia pun selalu mengeluh kepada sesama manusia. Sungguh, dia telah mengkufuri dan mengingkari qadha dan takdir.

15.  Mencaci maki kehormatan orang-orang Soleh
Apabila orang munafik membelakangi orang2 soleh, dia akan mencaci maki, menjelek-jelekkan, mengumpat, dan menjatuhkan kehormatan mereka di majlis-majlis pertemuan. Firman Allah SWT: “…mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan…”
(Al-Ahzab: 19)

16.  Sering meninggalkan Solat Berjamaah
Apabila seseorang itu segar, kuat, mempunyai waktu luang, dan tidak memiliki uzur say’i, namun tidak mahu mendatangi masjid/surau ketika mendengar panggilan azan, maka saksikanlah dia sebagai orang munafik.

17.  Membuat kerosakan di Muka Bumi dengan Dalih Mengadakan Perbaikan
Firman Allah SWT: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi, mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan kebaikan.’ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerosakan, tetapi mereka tidak sedar.” (Al-Baqarah: 11-12).

18.  Tidak ada kesesuaian antara Zahir dengan Batin
Secara Zahir mereka membenarkan bahawa Nabi Muhammad SAW adalah Rasul Allah, tetapi di dalam hati mereka, Allah telah mendustakan kesaksian mereka. Sesungguhnya, kesaksian yang tampak benar secara Zahir itulah yang menyebabkan mereka masuk ke dalam neraka. Penampilan zahirnya bagus dan mempersona, tetapi di dalam batinnya terselubung niat busuk dan menghancurkan. Di luar dia menampakkan kekhusyukan, sedangkan di dalam hatinya main-main.

19.  Takut terhadap Kejadian Apa Pun
Orang-orang munafik selalu diliputi rasa takut. Jiwanya selalu bergoncang, keinginannya hanya selalu mendambakan kehidupan yang tenang dan damai tanpa disibukkan oleh persoalan-persoalan hidup apa pun. Dia selalu berharap: “Tinggalkan dan biarkanlah kami dengan keadaan kami ini, semoga Allah memberikan nikmat ini kepada kami. Kami tidak ingin keadaan kami berubah.” Padahal, keadaannya tidaklah lebih baik.

20.  Beruzur dengan Dalih Dusta
Firman Allah SWT: “Di antara mereka ada orang yang berkata: ‘Berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.’ Ketahuilah bahawa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya neraka jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.” (At-Taubah: 49)

21.  Menyuruh Kemungkaran dan Mencegah Kemakrufan
Mereka (orang munafik) menginginkan agar perbuatan keji tersiar di kalangan orang2 beriman. Mereka menggembar-gemburkan tentang kemerdekaan wanita, persamaan hak, penanggalan hijab/jilbab. Mereka juga berusaha memasyarakatkan nyanyian dan konsert, menyebarkan majalah-majalah porno (semiporno) dan narkotik.

22.  Bakhil
Orang-orang munafik sangat bakhil dalam masalah-masalah kebajikan. Mereka menggenggam tangan mereka dan tidak mahu bersedekah atau menginfakkan sebahagian harta mereka untuk kebaikan, padahal mereka orang yang mampu dan berkecukupan.

23.  Lupa kepada Allah SWT
Segala sesuatu selalu mereka ingat, kecuali Allah SWT. Oleh sebab itu, mereka sentiasa ingat kepada keluarganya, anak-anaknya, nyanyian2, berbagai keinginan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan duniawi. Dalam fikiran dan batin mereka tidak pernah terlintas untuk mengingat (zikir) allah swt, kecuali sebagai tipuan semata-mata.

24.  Mendustakan janji Allah SWT dan Rasul-Nya
Firman Allah SWT: “Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: ‘Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami selain tipu daya.” (Al-Ahzab: 12)

25.  Lebih memperhatikan Zahir, mengabaikan Batin
Orang munafik lebih mementingkan zahir dengan mengabaikan yang batin, tidak menegakkan solat, tidak merasa diawasi Allah SWT, dan tidak mengenal zikir… Pada zahirnya, pakaian mereka demikian bagus menarik, tetapi batin mereka kosong, rosak dan lain-lain.

26.  Sombong dalam Berbicara
Orang-orang munafik selalu sombong dan angkuh dalam berbicara. Mereka banyak cakap dan suka memfasih-fasihkan ucapan. Setiap kali berbicara, mereka akan selalu mengawalinya dengan bila ungkapan menakjubkan yang meyakinkan agar tampak seperti orang hebat, mulia, berwawasan luas, mengerti, berakal, dan berpendidikan. Padahal, pada hakikatnya dia tidak memiliki kemampuan apa pun. Sama sekali tidak memiliki ilmu bahkan lagi terserlah kemunafikannnya.

27.  Tidak memahami Ad’Din
Di antara “keistimewaan” orang-orang munafik adalah: mereka sama sekali tidak memahami masalah-masalah agama. Dia tahu bagaimana mengenderai kereta dan mengerti perihal mesinnya. Dia juga mengetahui hal2 remeh-temeh dan pengetahuan-pengetahuan yang tidak pernah memberi manfaat kepadanya meski juga tidak mendatangkan mudharat baginya. Akan tetapi, apabila menghadapi untuk berdialog (bertanya tentang persoalan-persoalan Ad Din (Islam)), dia sama sekali tidak boleh menjawab.

28.  Bersembunyi dari manusia dan menentang Allah dengan Dosa
Orang munafik menganggap ringan perkara-perkara terhadap Allah SWT, menentang-Nya dengan melakukan berbagai kemungkaran dan kemaksiatan secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi, ketika dia berada di tengah-tengah manusia dia menunjukkan sebaliknya: berpura-pura taat. Firman Allah SWT: “Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahsia yang Allah tidak redhai…” (An-Nisa’: 108)

29.  Senang dengan Musibah yang menimpa orang-orang Beriman dan Dengki terhadap Kebahagian mereka
Orang munafik apabila mendengar berita bahawa seorang ulama yang soleh tertimpa suatu musibah, dia pun menyebarluaskan berita duka itu kepada masyarakat sambil menampakkan kesedihannya dan berkata: “Hanya Allahlah tempat memohon pertolongan. Kami telah mendengar bahawa si fulan telah tertimpa musibah begini dan begitu… semoga Allah memberi kesabaran kepada kami dan beliau.” Padahal, di dalam hatinya dia merasa senang dan bangga akan musibah itu.

Selah kita fahami ciri-ciri orang munafik, mari kita kembali bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita termasuk kepada salah satu atau banyak ciri di atas? Dengan munafik adalah bisa menyebabkan orang itu dikucilkan dalam masyarakat. Tentunya lagi akan rendah di hadapan Allah SWT. Dalam sejarah telah banyak membuktikan bahawa umat Islam zaman dulu sering diperdaya oleh orang munafik dan hal itu akan berterus sampai zaman sekarang bahkan zaman yang akan datang dari generasi ke generasi. Oleh kerana itu kita umat Islam dimana saja berada hendaknya berhati-hati terhadap orang munafik yang berhasrat mematahkan semangat juang kita umat Islam, memporak-perandakan kekuatan Islam, memadamkan cahaya Allah ditengah-tengah orang Islam dan selalu kerosakan dan kekacauan dimana-mana.
Demikianlah artikel ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Mari kita jauhi yang disebut dengan “munafik”. Terima kasih juga kepada sahabat-sahabat yang telah membuat artikel-artikel yang saya kutip ini. Semoga bermanfaat. Amin.


PUSTAKA
http://www.artikata.com/arti-341598-munafik.html

Subscribe Via Email

catatan "Kang Hasan"

↑ Grab this Headline Animator

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

About Me

Foto Saya
Hasanudin
Ketidaksempurnaan adalah hakiki insan Tuhan. Menjadikan lebih sempurna adalah kewajiban Insan terhadap Tuhan, dengan iman dan takwa kepada-Nya. Sebagai seorang insan kita wajib menghargai ketidaksempurnaan sesama.
Lihat profil lengkapku

Followers

Sponsored by

Ekstra Link

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Add to Google Reader or Homepage Text Back Links Exchanges Blog Tutorial Wordpress Blogger Blogspot Cara Membuat Blog Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Back To Top